Sumber energi cair yang berasal dari fosil, keberadaannya semakin lama akan semakin berkurang dan yang jelas tidak mungkin untuk diperbaruhi. Sehingga jika mulai dari sekarang ini tidak ditemukan bahan bakar alternatif, maka peradaban yang ada di bumi ini akan habis. Adapun bahan bakar pengganti tersebut haruslah ramah terhadap lingkungan, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengakibatkan terjadinya pemanasan atmosfer secara global, serta menghasilkan gas-gas yang sangat berbahaya.
Sampai saat ini bahan bakar alternatif ini telah diteliti oleh sejumlah praktisi dari akademi, yang diharapakan suatu saat nanti dapat diproduksi secara besar-besaran. Sumber dari energi biomasa ini ialah : hasil kayu (arang), sisa pertanian (sekam padi) serata bahan biomasa lain seperti pupuk kandang.. Berbicara tentang biomasa, pada awal tahun 2000 biomasa dan limbah-limbah tersebut menduduki peringkat ke-4 dari semua energi yang dipergunakan dibumi ini dengan kapasitas hampir mencapai 4 milyar ton atau sekitar 11 %. Diatasnya masih minyak bumi menempati urutan pertama dengan prosentase 37,3 %, disusul kemudian batu bara dengan 23,6 % dan gas bumi 21,1 %.
Pada saat ini telah dikembangkan bahan bakar ramah lingkungan yang disebut dengan biodiesel. Bahan bakar biodisel ini didapat dengan Esterifikasi terhadap Destilat Asam Lemak Minyak Sawit (Supranto, Purnomo, dan Suhardi Pusat Studi Energi UGM). Jadi dengan hasil sampingan dari pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng akan didapatkan hasil sampingan berupa Destilat Asam Lemak Minyak Sawit. Dimana senyawa ini kemudian diproses menjadi biodisel, yang dipergunakan untuk bahan bakar mesin disel. Campuran antara biodisel dengan solar dari minyak bumi dapat dipergunakan untuk menggerakkan semua mesin disel.
Penggunaan dari bahan bakar biodisel ini mempunyai keuntungan yaitu, dapat mengurangi kadar emisi dari : hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida sulfate, hidrokarbon polisiklis aromatik, nitrat hidrokarbon polisiklis aromatik dan berbagai partikel padatan lainnya. Hasil yang paling baik ialah jika mempergunakan biodisel murni atau B100.
Untuk masa sekarang ini penggunaan minyak bumi dengan mutu yang rendah dan mempunyai kadar belerang yang tinggi. Sehingga efek samping yang dihasilkan ialah rusaknya lingkungan secara global, dimana dalam setahun jutaan ton karbon disebarkan ke atmosfer ini melalui knalpot sepeda motor dan cerobong-cerobong asap industri. Pernahkah kita membayangkan hidup dibumi, yang dipenuhi dengan bermacam-macam gas yang sangat membahayakan jiwa kita semua.
Oleh karena itu disamping melakukan gerakan penghematan BBM, perlu juga dilakukan pengembangan bahan bakar yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu diantaranya yaitu dengan mempergunakan hydrokarbon organik atau biodisel. Selain menghemat devisa untuk keperluan impor bahan bakar minyak, pengunaan biodisel ini secara nyata akan menurunkan tingkat karbon di atmosfer. Negara kita yang masih mempunyai area hutan yang relatif sangat besar, sangatlah potensial untuk mengembangkan bahan bakar dengan basis biodisel ini, dan sangatlah mungkin dimasa datang Indonesia untuk menjadi pusat energi alternatif didunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar