Sabtu, 14 April 2012

EFI – Electronic Fuel Injection pada Motor


Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll.
Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasi digital.
Sistem injeksi bahan bakar elektronik (karburasi digital) sudah mulai diterapkan pada mesin sepedamotor, perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang sudah lama bertahan yaitu karburator (karburasi manual).
Karena mesin sepedamotor merupakan kombinasi reaksi kimia dan fisika untuk menghasilkan tenaga, maka kita kembali ke teori dasar kimia bahwa reaksi pembakaran BBM dengan O2 yang sempurna adalah:
14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM
Teori perbandingan berdasarkan berat jenis unsur, pada prakteknya perbandingan diatas (AFR – Air Fuel Ratio) diubah untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar atau konsumsi BBM yang ekonomis.
Karburator juga mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kondisi perbandingan sesuai teori kimia diatas namun dilakukan secara manual. Karburator cenderung diatur untuk kondisi rata-rata dimana sepedamotor digunakan sehingga hasilnya cenderung kearah campuran BBM yang lebih banyak dari kebutuhan mesin sesungguhnya.
Untuk EFI karena diatur secara digital maka setiap ada perubahan kondisi penggunaan sepedamotor ECU akan mengatur supaya kondisi AFR ideal tetap dapat dicapai.
Contohnya: Pada sistem Karburator ada perbedaan tenaga jika sepedamotor digunakan siang hari dibandingkan malam hari, hal ini karena kepadatan oksigen pada volume yang sama berbeda, singkatnya jumlah O2 berubah pasokkan BBM tetap (ukuran jet tidak berubah).
Hal ini tidak terjadi pada sistem EFI karena adanya sensor suhu udara (Inlet Air Temperature) maka saat kondisi kepadatan O2 berubah, pasokkan BBM pun disesuaikan (waktu buka injector ditambah atau dikurangi). Jadi sepedamotor yang menggunakan EFI digunakan siang atau malam tetap optimum alias tenaga tetap sama.
Perbedaan utama Karburator dibandingkan EFI adalah:
Karburator EFI
BBM dihisap oleh mesin BBM diinjeksikan/disemprotkan ke dalam mesin
Pengapian Terpisah Sistem Pengapian menyatu
Komponen-komponen dasar EFI
Setiap jenis atau model sepedamotor mempunyai desain masing-masing namun secara garis besar terdapat komponen-komponen berikut.
ECU – Electrical Control Unit
Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari sensor-sensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi, saat pengapian.
Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan.
Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).
Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin membutuhkan BBM lebih banyak.
Inlet Air Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Inlet Air Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin, udara bertekanan (pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan buka INJECTOR.
Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
Fuel Injector / Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke dalam mesin, membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.
Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu merah dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR, untuk keamanan dan keselamatan.
Electronic Fuel Injection memang lebih unggul dibanding karburator, karena dapat menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan mesin standar.
ECU diprogram untuk kondisi mesin standar sesuai model sepedamotor, di dalam ECU terdapat tabel BBM yang akan dikirim melalui Injector sesuai kondisi mesin standar.
Jika ada perubahan dari kondisi standar misalnya filter udara diganti atau dilepas, walaupun ada pengukur tekanan udara (inlet air pressure sensor) pasokkan BBM hanya berubah sedikit, akhirnya sepedamotor akan berjalan tidak normal karena O2 terlalu banyak (lean mixture).
Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI adalah pengurangan kadar emisi gas buang beracun.
Untuk mesin modifikasi memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU – hanya dimiliki oleh ATPM atau dealer.
2. Piggyback alat tambahan diluar ECU – bekerja dengan cara memanipulasi sinyal yang dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama.
3. Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai modifikasi, sesuai kondisi sirkuit.
Salam,
bengkelsepedamotor
Catatan:
Tulisan diatas berdasarkan hasil teori dan praktek yang pernah saya lakukan dan merupakan pendapat pribadi, tidak ada kaitan atau mewakili salah satu produsen sepedamotor, maupun tempat bekerja saya saat ini.

Fungsi dan cara kerja Mesin Injeksi


Fungsi dan cara kerja komponen injeksi Bahan bakar bensin elektronik

Sistem EFI itu terdiri dari tiga system utama,yaitu system bahan bakar,system sinduksi udara,dan system control elektronik.
a. Sistem Bahan bakar
Sitem Bahan Bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki ke ruang bakar.
Komponen system bahan bakar terdiri atas
1) Pompa Bahan bakar
Pompa bahan bakar berfungsi utuk menyalurkan bahan bakar dari tangki ke injector.Pompa bahan bakar yang digunakan adalah pompa bahan bakar listrik
2) Fuel pulsation damper
Fuel pulsation damper berfungsi sebagai penyerap perubahan tekanan pada saluran tekanan karena adanya injeksi.Tekanan bahan bakar dalam intake manifold dipertahankan oleh pressure regulator

3) Pressure Regulator
Pressure regulator berfungsi mengatur tekanan bahan bakar ke injector-injektor.Jumlah bahan bakar yang di injeksikan diatur oleh sinyal yang di berikan ke injector sehingga tekanan harus tetap pada tiap-tiap injketor.Untuk mendapatkan jumlah penyemprotan yang tepat,tekanan bahan bakar harus dipertahankan lebih kurang 2,55 kg/cm2.
4) Injektor
Injektor adalah sebuah nozzle elektromagnetik yang kerjanya dikontrol leh computer.Injektor dilengkapi dengan heat insulator pada saluran masuk atau pada kepala slinder yang dekat dengan lubang pemasukan
5) Cold start injektor
Cold start Injektor digunakan untuk mensuplai bahan-bahan pada saat suhu motor masih rendah.Injektor ini dipsang di baian tengah ruangan udara masuk.Injektor bekerja hanya pada saat start bila temperature air pendingin di bawah 220 Celsius.

b. Sistem induksi udara berfungsi untuk menyediakan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran terdiri atas:
1) Therottle body
Therottle body terdiri atas katup therottle untuk mengontroludara masuk,sebuah system by pass udara yang mengatur aliran udara pada putaran idle dan sebuah therottle position sensor untuk menyensor kondisi terbukanya katup therottle.
2) Katup udara
Katup udara di gunakan untuk fast idle yang bekerjanya oleh bimetal dan heat coil motor dalam keadaan dingin.Katup udara di pasangkan pada permukaan samping kanan slinder.Jika putaran fast idle selama pemanasan tidak stabil atau rendah maka hali ini antara lain disebabkan oleh kesalahan pembukaan katup udara.
3) Air flow meter
Air flow meter mendeteksi jumlah udara yang masuk dan mengirimkan sinyal ke computer yang menentukan dasar jumlah injeksi.Air flow meter terdiri atas plat pengukur,pegas kembali ,baut penyekat campuran idle,sensor udaa masuk dan switch pompa bahan bakar.
4) system Kontrol Elektronik (ECU)
Sistem Kontrol elektronik mempunyai bermacam-macam sensor yang terdiri atas air flow meter,Sensor air pendingin,sensor psisi katup gas,sensor udara masuk,sensor gas tekan,dan sensor tekanan mesin.Perangkat ini akan menentukan lama kerja injector.Kelengkapan yang lain adalah main relay yang menyediakan sumber arus listrik ke computer.Circuit opening relay yang mengontrol kerja pompa bahan bakar dan sebuah resistor yang menstabilkan kerja injector.

Rabu, 11 April 2012

Bangun POM Mobil Listrik, China Rogoh Rp7 T




Seiring pemanasan global yang melanda bumi maka perkembangan di dunia teknologi juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan agar tidak memperparah kerusakannya.

Perkembangan di dunia otomotif misalnya, sudah memulai babak baru dengan semakin banyak bermunculan mobil-mobil listrik, dan tak lagi menggunakan BBM yang jumlahnya semakin habis.

Karena alasan itu, China juga akan ikut andil dalam mengurangi pemanasan global dengan cara membangun stasiun pengisian energi untuk mobil-mobil listrik yang saat ini masih jarang.

Dilansir Inautonews, Rabu, 11 April 2012, perusahaan energi di China, China Southern Power Company Grid telah berencana mewujudkan pembuatan stasiun pengisian energi mobil elektrik di lima kota di China.

Kabarnya, China akan menginvestasikan dana sekitar 4,8 miliar yuan atau sekitar Rp7 triliun untuk mewujudkan pom untuk mobil-mobil listrik tersebut.

Proyek ini berkaitan juga dengan rencana perusahaan tersebut yang ingin melakukan pengurangan 300 juta ton emisi karbon dioksida dan 100 juta batubara di tahun 2015.

Pada tahun 2015, semua konstruksi dan pengurangan emisi yang direncanakan oleh perusahaan yang berbasis di Guangzhou diperkirakan akan selesai, dan penurunan emisi akan terlihat berkurang 0,2 ton untuk setiap stasiun bahan bakarnya yang seharga 10.000 yuan.

Perusahaan lainnya di China, State Grid Coorporation juga telah membangun stasiun pengisian energi mobil elektrik sejak 2011. Mereka telah membangun sebanyak lebih dari 6.000 unit yang tersebar di berbagai kota seperti Beijing, Suzhou, Shanghai, Hangzhou, dan Qingdao.

Minggu, 08 April 2012

5 Teknologi Masa Depan yang Sedang Diwujudkan


Benda-benda yang mengandung unsur teknologi masa depan yang hanya ditemukan difilm-film sci-fi mungkin tidak lama lagi akan beredar dan berkeliaran disekitar kita. Berikut adalah lima benda masa depan tersebut yang mungkin tidak lama lagi hadir dikeseharian kita:
1. Invisible Car. Adalah mercedes yang baru-baru ini “show-off” kendaraan invisible nya di youtube. Mereka mengatakan, produk nya tidak akan dikomersilkan setidaknya sampai dengan tahun 2014.
2. Space Elevator. Adalah negara jagoan robot dunia, jepang, yang sedang giat-giat nya mengembangkan sebuah elevator ruang angkasa. Mereka mengembangkan elevator dengan kabin berkapasitas 30 orang, yang akan membawa manusia dari bumi menuju stasiun luar angkasa dalam waktu delapan hari.
3. Driverless Car. Adalah google si raja search engine yang mengantongi lisensi/paten mobil tanpa pengemudi. Teknologi-teknologi pendukung mobil tanpa pengemudi sudah ada seperti GPS, line departure warning systems dan self-parking feature. Tinggal menunggu waktu saja untuk mewujudkan driverless car tersebut.
4. Flying Cars. Ketika membicarakan masa depan, pasti akan selalu ada tentang mobil yang bisa terbang. Dan ternyata dalam waktu dekat memang hal tersebut akan benar-benar terjadi. Adalah perusahaan yang bernama “terrafugia” yang akan memamerkan mobil terbang mereka pada “New York Autoshow 2012″
5. Mind Reading. Adalah IBM, raksasa komputer dunia, yang menjanjikan dalam lima tahun kedepan mereka akan memiliki komputer yang mampu berinteraksi dengan manusia melalui fikiran. Manusia akan memakai headset yang dapat membaca gelombang fikiran dari otak yang kemudian mengirimkannya pada komputer.

Mengenal Teknologi Pengurangan Pencemaran Udara NOx dan SOx


Oleh : Agung Nugroho
Emisi NOx dan SOx merupakan emisi utama dari kendaraan bermotor dan angkutan barang seperti kapal laut.  Dalam tulisan ini akan dijelaskan beberapa regulasi yang diberlakukan untuk mengurangi pencemaran udara di dunia dan di Indonesia serta penjelasan teknologi terbaru dalam mengurangi kedua emisi ini.

1. Beberapa Regulasi Tentang Pencemaran Udara
 
Di bawah ini dijelaskan beberapa regulasi (keputusan menteri) yang diberlakukan di Indonesia dan di beberapa Negara mengenai batasan pencemaran udara.

A. Regulasi oleh KLH Indonesia

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia telah mengeluarkan beberapa regulasi dalam hal ini keputusan menteri yang berkaitan tentang baku mutu emisi di tanah air. Antaranya adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Keputusan Menteri No. 141 tahun 2003 dan No. 35 tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Dalam regulasi itu dapat dicatat beberapa hal seperti dalam table di bawah ini [2]:

Kendaraan kategori M dan N berbahan bakar bensin

Yaitu kendaraan penumpang orang dan barang . Untuk kategori kendaraan ini ditetapkan bahwa untuk kendaraan ≤ 2.5 ton dan penumpang ≤ 5 ditetapkan HC + NOx sebesar 0.5 gr/km. Kendaraan penumpang > 2.5 ton dan barang ≤ 3.5 ton tempat duduk 6-8 ditetapkan sebagai berikut: Kelas I RM (Reference Mass; berat kosong kendaraan + 100 kg massa) ≤ 1250 kg HC + NOx sebesar 0.5 gr/km, Kelas II 1250 kg 
Kendaraan kategori M dan N berbahan bakar minyak diesel

Untuk kendaraan ≤ 2.5 ton dan penumpang ≤5 ditetapkan HC + NOx sebesar 0.7 gr/km. Kendaraan penumpang > 2.5 ton dan barang ≤ 3.5 ton tempat duduk 6-8 ditetapkan sebagai berikut: Kelas I RM (Reference Mass; berat kosong kendaraan + 100 kg massa) ≤ 1250 kg HC + NOx sebesar 0.7 gr/km, Kelas II 1250 kg 
Kendaraan kategori M, N, dan O

Kendaraan angkutan orang > 8 orang sampai 5 ton dan angkutan barang 3.5 ??12 ton serta kendaran gandeng/penarik/tempel 3.5 ton lebih ditetapkan CO sebesar 4.0 gr/kWh, sementara HC+NOx sebesar 7.0 gr/kWh

B. Regulasi oleh EPA

Environmental Protection Agency (EPA) adalah badan pengawas pencemaran udara yang dibentuk oleh pemerintah Amerika Serikat. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk menjaga agar udara dan lingkungan di negara ini menjadi bersih. Tugas badan ini adalah sebagai penyusun kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan dan juga sebagai pusat informasi dan pendidikan di bidang lingkungan. Tabel 3. di bawah ini memperlihatkan peraturan yang dikeluarkan oleh EPA untuk motor penggerak di kapal dengan daya lebih dari 560KW. Peraturan lain dapat dilihat dan dipelajari lebih lanjut dalam situs EPA di http://www.epa.gov [4]

C. Regulasi oleh IMO 

International Maritime Organization (IMO) mengatur standar minimum emisi NOx dan SOx dalam ANNEX VI regulasi 13 dan 14 [1]. Regulasi 13 menjelaskan batasan emisi NOx dari kapal seperti di bawah ini :

Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Peraturan ini berlaku untuk:
- Masing-masing kapal dengan daya output 130 KW yang dipasang pada kapal yang dibangun setelah 1 Januari 2000.
- Setiap mesin diesel dengan daya output 130 KW yang telah dikonvensikan setelah 1 Januari 2000.

2. Peraturan ini tidak berlaku untuk:
- Mesin yang dalam keadaan darurat, mesin yang dipasang pada sekoci penyelamat ataupun disemua peralatan untuk keadaan bahaya.
- Mesin yang diletakkan pada kapal yang memiliki pelayaran yang terbatas, atau kapal tersebut telah memiliki bendera dari administrasi dalam mengendalikan emisi NOx.

Sementara itu regulasi 14 yang berisi peraturan tentang batasan emisi SOx menjelaskan:
1. Kandungan sulfur di dalam bahan bakar yang digunakan pada kapal tidak boleh melebihi 4.5% m/m
2. Kandungan emisi SOx yang ada di kapal harus tetap dikontrol pada saat kondisi: kandungan emisi gas buang yang dikeluarkan oleh kapal tidak boleh lebih dari 1.5% m/m, dan total emisi yang dikeluarkan dari mesin hasil proses pembakaran dari setiap mesin diesel tidak boleh lebih dari 6 g SOx/kWh atau lebih sedikit dari berat emisi SO2.

2. Metode Utama dalam Mengurangi Emisi NOx

Di bawah ini dijelaskan beberapa teknik dalam mengurangi emisi NOx:

Penggunaan Bahan Bakar Rendah Nitrogen

Penurunan kadar nitrogen dalam bahan bakar akan secara otomatis mengurangi pembentukan emisi NOx. Karena tidak mudah untuk mengurangi begitu saja nilai nitrogen dalam bahan bakar, karenanya alternatif lain adalah penggunaan bahan bakar metanol yang bebas nitrogen.

Emulsi

Penggunaan air yang dicampurkan dalam bahan bakar saat ini telah banyak dilakukan. Penggunaan bahan bakar campuran ini dapat mengurangi emisi NOx karena terjadinya proses ledakan mikro (micro explosion) dalam proses pembakaran. Ledakan mikro ini terajdi karena perbedaan titik didih antara kedua fluida.

Humidifikasi

Proses humidifikasi adalah dengan menyemprotkan air ke dalam aliran udara masuk pada motor penggerak. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menurunkan suhu udara yang masuk kedalam ruang bakar yang pada akhirnya temperature pembakaran dapat diturunkan. Teknik ini diketahui dapat menurunkan emisi NOx sampai 50%.

Miller System
Teknik ini dilakukan pertama kali oleh pabrik mesin Wartsila-NSD Sulzer yaitu pada saat proses langkah hisap waktu terbukanya katup hisap diatur sedemikian mungkin lebih lama agar kompresi rasio dapat diturunkan. Dengan teknik ini akan diperoleh penurunan temperatur udara dan tekanan udara saat proses pembakaran sehingga NOx dapat diturunkan. Penurunan dengan penggunaan sistem ini mencapai 20%. Sistem ini semakin populer diterapkan terutama bagi motor penggerak yang menggunakan turbocharger.

3. Metode Utama dalam Mengurangi Emisi SOx dari Motor Diesel

Mengontrol batasan kandungan sulphur dalam bahan bakar

MARPOL ANNEX VI mengamanatkan batasan kandungan sulphur dalam bahan bakar untuk penggerak di kapal dan industri sebesar 4.5% m/m. Begitu juga EU membatasi batasan sulphur bagi motor diesel di jalan raya sebesar 0.05%m/m (500 ppm). Bahkan di masa mendatang akan lebih diturunkan menjadi 350 ppm atau bahkan 50 ppm. Umumnya kandungan sulphur minyak mentah adalah antara 0.1 sampai 5 %, sehingga untuk menurunkan kandungannya akan tergantung dari sumber dan cara pengolahan minyak mentah itu sendiri. Dalam pemakaian saat ini bahan bakar residu umumnya memiliki kandungan sulphur antara 1.5-3.5% m/m. Kecuali untuk kawsan-kawasan tertentu yang lebih ketat dalam pengawasan pemakaian bahan bakar bagi penggerak utama.

De-sulphurisation

De-sulphurisation adalah proses pengolahan kembali produk bahan bakar untuk mengurangi kandungan sulphurnya. Walau proses ini membutuhkan biaya yg tinggi namun ada keuntungan yang diperoleh dari proses ini yaitu didapatkannya sulphur untuk membantu proses industri terkait, misal industri detergen, pulp, kulit dan lain sebagainya.

4. Metode Sekunder Pengurangan Emisi NOx dan SOx

Metode sekunder pengurangan emisi ini ditujukan lebih kepada memberikan efek positip kepada lingkungan secara keseluruhan. Efek positip yang diperoleh dari penurunan emisi yang dihasilkan dari metode ini tidak boleh memberikan beban kepada lingkungan lain seperti adanya sampah material dari produksi /proses yang dilakukan. Kontrol emisi dengan menggunakan metode sekunder ini banyak dilakukan pada sektor industri dan juga perkapalan disebabkan oleh semakin ketatnya regulasi lingkungan. Berikut 2 macam metode sekunder yang saat ini banyak diterapkan:

1. Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk mengurangi emisi NOx

Prinsip utama sistem Selective Catalytic Reduction(SCR) adalah penggunaan urea ((NH2)2CO) atau amoniak (NH3). Bahan ini diinjeksikan ke dalam aliran gas buang, dan NOx akan berubah menjadi N2 dan uap air. Reaksi kimia yang terjadi seperti tertera di bawah ini:

2NO + 2NH3 + 1/2O2 ⇒ 2N2 + 3H2O
6NO2 + 8NH3 ⇒ 7N2 + 12H2O

Efisiensi dari sistem SCR ini sangat berarti untuk mengurangi emisi NOx yaitu sebesar 90-95% dan menghasilkan nitrogen dan uap air yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

2.Seawater Exhaust Gas Scrubber untuk mengurangi emisi SOx

Prinsip utama sistem ini adalah mendinginkan gas buang sampai pada titik embun dari gas buang tersebut dan mengakibatkan terjadinya kondensasi pada SOx. Saat terjadinya pendinginan akibat kontak gas buang dengan air laut, dimana air laut adalah asam natural dengan pH 8.1, terjadi kombinasi kerja yaitu netralisasi dan pengenceran gas buang. Sistem ini awalnya banyak digunakan sebagai sistem untuk de-sulphurisasi dalam industri, namun saat ini banyak digunakan untuk aplikasi penurunan SOx di kapal. Dalam suatu kasus, emisi SOx menurun dari 497 ppm menjadi 48 ppm dengan pH water scrubber menurun dari 8.01 menjadi 2.95, dari sifat basa menjadi sifat asam [5].

Daftar Pustaka

  1. IMO, Annex VI MARPOL 73/78 Regulation for the Prevention of Air Pollution from Ships and NOx Technical Code. International Maritime Organization, London, 1998.
  2. Keputusan Menteri No. 35 tahun 1993, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 141 tahun 2003tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
  3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
  4. US EPA, Control of Emissions of Air Pollution , US Code of Federal Regulation, 1998.
  5. Wright AA, Exhaust Emissions from Combustion Machinery, The Institute of Marine Engineer, London, 2000.