Rabu, 08 Februari 2012

Arti Sebuah Kesuksesan


 

Jika berbicara tentang arti kata sukses, tentu akan banyak sekali definisi untuk menjelaskannya. Karena setiap individu mempunyai cara pandang yang berbeda dalam menilai arti sebuah kesuksesan.

Para motivator dan penulis buku Best Seller tentang kesuksesan pun berbeda-beda dalam mengungkap makna kesuksesan.

Jim Rohn mengatakan, "Success is something you attract by the person you become."
(Kesuksesan adalah sesuatu yg anda tarik/dapatkan oleh diri anda yg layak untuk mendapatkannya).

Bob Dylan mengatakan, "A man is a success if he gets up in the morning and gets to bed at night, and in between he does what he wants to do."
(Seseorang bisa dikatakan sukses dalam hidupnya ini bila dia bisa bangun di pagi hari dan tidur di malam hari dan di antara kedua waktu itu dia bisa melakukan hal yang dia ingikan dan sukai).

Herman Cain mengatakan, "Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful."
(Kesuksesan bukanlah kunci dari kebahagiaan. Sebaliknya kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan. Bila kau menyukai apa yang kau lakukan dan merasa bahagia melakukannya, maka kau pasti sukses).

Sementara menurut kamus bahasa Indonesia, memaknainya dengan sederhana. Suksesdidefinisikan dengan Berhasil atau Beruntung, Kesuksesan didefinisikan dengan Keberhasilan atau Keberuntungan.

Dari perbedaan pandangan tersebut, maka arti kesuksesan bisa di kategorikan menjadi dua bagian. Antara lain:

1. Outside Labeling (Pandangan dari luar atau orang lain).

Penilaian sukses menurut orang lain terhadap seseorang ini biasanya dinilai berdasarkan 3 faktor, yaitu:
  • Wealth (Kemakmuran/Kesejahteraan).
    Seseorang dinilai sukses ketika dia memiliki rumah besar, mobil mewah, perhiasan berlimpah, hewan ternaknya banyak, posisi karir yang bagus dan atribut kekayaan lainnya.
  • Health (Kesehatan).
    Kesehatan juga menjadi tolak ukur orang lain dalam melihat kesuksesan seseorang. Percuma seseorang menjadi kaya raya sementara dia tidak punya keturunan, hidupnya sering dilanda sakit-sakitan dan mengalami stres yang tinggi.
  • Fame (Ketenaran).
    Selebritis dan tokoh terkenal sering dikatakan sukses karena ketenarannya. Karena mereka dianggap mampu membuat diri mereka diidolakan banyak orang, khususnya para penggemarnya.

2. Inside Labeling (Pandangan menurut diri sendiri).

Orang menganggap dirinya sukses ketika dia telah berhasil mencapai apa yang menjadi keinginan dan harapannya. Entah itu menjadi juara dalam lomba 17-an, menduduki rangking 3 besar di sekolah, mampu melanjutkan pendidikan hingga S1, mampu membelikan anak dan istrinya baju baru, terpilih sebagai karyawan terbaik, berhasil mendapatkan hati pria/wanita pujaannya dan sebagainya.


Menurut saya pribadi.. arti sukses itu sama dengan cinta. Tidak bisa diungkapkan dengan kata, tidak bisa dilihat dengan mata, namun bisa dirasakan dalam hati. Setiap orang yang dipenuhi dengan cinta, akan merasa hari-harinya begitu berarti dan menyenangkan. Sama halnya dengan orang yang sukses, setiap hari dia akan selalu ceria dan merasa bahagia.

Jika sukses menurut arti bahasa didefinisikan dengan berhasil atau beruntung, sebetulnya tidak perlu bingung untuk mencari arti kata sebenarnya. Karena Rosululloh sendiri pernah bersabda, "Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung." (HR. Bukhari).

Dan Rosululloh juga menegaskan di hadist yang lain, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Jadi sobatku sekalian, jangan pernah berkecil hati. Karena pada dasarnya kita semua bisa dikatakan orang sukses, karena mampu melewati kehidupan hingga saat ini. Saya yakin semua dari kita pernah merasakan kebahagiaan yang mengesankan, ketika berhasil mencapai apa yang menjadi harapan kita. Orang yang bisa bahagia, biasanya adalah orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Tinggal kita tingkatkan kesuksesan kita sedikit demi sedikit, agar rasa bahagia juga bisa dirasakan oleh orang lain, khususnya orang-orang yang kita cintai.

Belajar Presentasi yang Baik dan Menarik



Setelah sebelumnya saya mengulas cara sederhana untukBelajar berbicara di depan umum, yang fungsinya adalah untuk memberikan keberanian pada kita untuk tampil di depan. Maka saat ini lebih mendalam lagi tentang cara Belajar Presentasi yang baik dan menarik. Mungkin sudah banyak tips-tips cara presentasi yang bisa dengan mudah kita cari lewat mbah Google, tapi kali ini saya akan ulas dengan bahasa sederhana berdasar pengalaman saya sendiri.

Seperti yang telah saya paparkan bahwasanya berbicara (presentasi) di depan umum bukanlah sebuah bakat, namun sebuah kemampuan bicara yang akan terus berkembang seiring dengan banyaknya latihan dan praktek. Namun apakah orang yang sudah tampil di depan dan banyak melakukan latihan dan praktek berbicara di depan, akan mampu meyuguhkan sebuah presentasi yang baik dan menarik? Jawabannya... belum tentu.

Sebelumnya mohon maaf bila ada yang tersungging... Mungkin pada saat kuliah/sekolah, kita pernah mendengarkan seorang guru atau dosen yang menyampaikan mata pelajaran, justru membuat siswanya mengantuk atau merasa booring. Padahal seorang guru atau dosen, pekerjaan setiap harinya adalah mengajar. Atau kita pernah mengikuti sebuah seminar yang ternyata kita bukannya memperhatikan pembicaranya, tetapi lebih banyak memandang layar karena begitu banyaknya slide yang ditampilkan. Bahkan lebih parah lagi kita tidak memperhatikan pembicara dan slide yang ditampilkan, tapi malah sibuk sms-an atau main handphone dan berharap acara segera berakhir.

Sehingga... setelah kita mulai berani untuk tampil berbicara di depan lebih dari satu orang dengan banyak melakukan latihan dan praktek, maka selanjutnya kita perlu mengembangkan diri agar presentasi kita bisa lebih baik dan menarik.

Dalam sebuah presentasi (apapun itu bentuknya), selalu memiliki 4 unsur:
  1. Pembicara : adalah orang menyampaikan ide/gagasan dalam sebuah presentasi.
  2. Materi : adalah ide/gagasan yang akan disampaikan, sehingga bisa tersalurkan kepada orang lain.
  3. Audien : adalah target dari pembicara untuk menyampaikan ide/gagasan-nya.
  4. Perlengkapan : adalah sarana penunjang yang dipakai oleh pembicara yang akan menyampaikan ide/gagasan agar bisa tersampaikan kepada audien. Sarana penunjang bisa berupa ruangan, penerangan, lcd proyektor, sound sistem dan sebagainya.

Peserta seminar yang saya adakan bersama Tim.

Pembicara atau Presenter adalah orang yang paling berperan selama berjalannya presentasi, karena dialah yang menyajikan informasi, ide atau gagasan. Untuk itu jika kita ditunjuk sebagai pembicara (dalam acara apa saja) ada 4 hal yang harus dipersiapkan agar selama presentasi bisa berjalan dengan lancar:

1. Menguasai Materi.

Seorang pembicara yang tidak menguasai materi, bisa terlihat dari caranya menyampaikan presentasi. Dia akan lebih banyak melihat catatannya, entah itu catatan di kertas, laptop atau yang terpampang di layar proyektor. Jika ini yang kita lakukan, maka sama halnya kita mendikte audien. Pernahkah kita menjumpai pada saat sekolah atau kuliah, seorang guru atau dosen selalu mengajar dengan membacakan buku yang dibawanya sementara kita mencatat? Bagaimana rasanya? Sangat menjemukan tentunya. Untuk itu gunakanlah catatan sebagai kunci agar step-step presentasi yang kita bawakan bisa sistematis, bukan hanya dibacakan. Oleh karena itu seorang pembicara mutlak hukumnya untuk menguasai materi.

2. Mengenali Audien.

Audien sering dianggap sebagai obyek pasif yang hanya menerima informasi dari pembicara. Karena itu banyak pembicara yang menyampaikan presentasi dengan asal-asalan dan sangat cepat, yang penting materi sudah tersampaikan dan tidak memakan banyak waktu. Cara ini biasanya dilakukan oleh pembicara pemula atau yang baru belajar berbicara di depan, karena mungkin saking nervouse-nya sehingga dia menyampaikan informasi seperti iklan koran "padat, singkat, terpercaya"... hehehe.

Memang untuk membuat audien memahami materi hanya dalam sekali pertemuan sangatlah sulit, namun respon yang ditunjukkan mereka selama berjalannya presentasi itulah yang menjadi tolak ukur sukses/tidaknya seorang pembicara dalam menyampaikan informasi. Untuk itu jika kita sebagai pembicara harus mengenali siapa audien yang menjadi target penyampaian informasi. Setelah itu baru kita bisa menentukan materi, susunan kata serta cara penyampaiannya. Pembicara yang bagus adalah orang yang mampu menyampaikan informasi dengan bahasa yang dimengerti oleh audiennya, seperti kata pepatah "Jangan bicara tentang warna kepada orang buta".

3. Mengetahui Peralatan Pendukung.

Jika dalam presentasi menggunakan sarana pendukung seperti sound sistem, lcd proyektor atau peralatan elektronik lainnya seyogyanya pembicara harus mengetahui cara penggunaannya. Hal ini untuk mencegah kesalahan yang terjadi akibat ketidak tahuan menggunakan peralatan, seperti mikrofon mendenging, slide yang seharusnya maju ke halaman depan justru malah balik ke halaman sebelumnya, dan sebagainya. Kesalahan seperti ini bisa berakibat konsentrasi baik pembicara maupun audien menjadi pecah, si pembicara menjadi panik dan respon audien akan menurun. Karena itu sangat disarankan bila kita menjadi pembicara, untuk mencoba semua peralatan yang digunakan sebelum acara presentasi berlangsung.

4. Menyiapkan Rencana Alternatif.

Terkadang selama presentasi, ada saja hal-hal yang terjadi yang bisa membuat jalannya presentasi terganggu. Misalnya mikrofon (wireless) tiba-tiba mati karena kehabisan baterai, laptop yang tiba-tiba hang, file presentasi yang rusak dan tidak bisa dibuka dan lain sebagainya. Jika kita tidak mempersiapkan rencana alternatif, maka bisa jadi presentasi akan terhenti. Dan tentunya ini tidak hanya membuyarkan konsentrasi tapi juga menurunkan penilaian audien terhadap pembicara dan panitia pelaksana.

Setelah kita mempersiapkan segala sesuatunya, maka saat ini waktunya untuk menyampaikan presentasi kepada audien. Agar presentasi yang kita bawakan bisa berjalan dengan baik dan menarik serta mendapatkan respon yang positif dari audien, maka kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Penampilan.
    Tidak peduli presentasi itu dibawakan oleh ketua RT kepada warganya, atasan kepada anak buahnya, guru kepada muridnya, seorang marketing kepada calon pelanggannya dan lain sebagainya... yang namanya penampilan harus dijaga.
    • Raut muka kita harus terlihat berseri, jangan terlihat kusam seperti orang dikejar hutang.
    • Baju yang kita kenakan harus rapi dan bersih, jangan acak-acakan seperti orang habis kalah judi.
    • Jika habis makan, periksalah mulut dan gigi siapa tahu ada yang masih nyangkut.
    • Pokoknya penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki harus benar-benar dijaga, karena penampilan adalah kesan pertama untuk menilai seseorang. Seperti moto sebuah iklan, "Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda..."
  • Suara.
    Dalam menyampaikan presentasi, suara yang kita keluarkan harus jelas. Tidak terlalu keras seperti orang sedang mengamuk atau terlalu pelan seperti orang lagi menggerutu. Pengucapan huruf vokal pun harus jelas antara A, I, U, E dan O, agar informasi yang kita sampaikan bisa ditangkap dengan jelas oleh audien. Intonasi suara juga perlu diperhatikan, jangan menyampaikan presentasi dengan suara yang datar. Seperti mendengarkan lagu, apakah enak didengar jika hanya menggunakan satu nada/not saja? Pasti akan banyak penonton yang segera pergi meninggalkan kita.
  • Ice Breaking.
    Sebelum masuk ke materi presentasi, sebaiknya pembicara melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana. Ice breaking bisa dengan cara kita memperkenalkan diri, menanyakan kabar audien, cerita ringan atau mengungkapkan alasan mengapa kita memilih materi. Jika suasana antara pembicara dengan audien sudah cair, maka akan lebih mudah kita dalam menyampaikan informasi.
  • Body Language (Bahasa Tubuh).
    Acara presentasi bisa disebut sebagai sarana "show" bagi pembicara yang disaksikan audien. Maka jangan pernah kita menyampaikan presentasi seperti patung atau seperti murid yang dihukum gurunya, hanya berdiri diam di satu tempat.
    • Kuasailah ruangan dengan bergerak kekiri, kekanan, atau bila perlu maju ke audien. Dengan kita bergerak maka pandangan audien juga akan bergerak tidak cuman melihat satu titik, itu bisa membuat audien tidak mengantuk.
    • Gerakkan tangan, mimik muka, bila perlu anggota tubuh untuk berekspresi, jangan suka menyimpan tangan kita ke dalam saku karena itu bisa membuat audien jenuh.
    • Bila kita menyampaikan presentasi sambil duduk berjejer di depan, jangan sampai kondisi itu membuat kita kaku. Tetap gunakan tangan dan mimi muka, bila perlu kita ambil mikrofon dari stand-nya agar gerak kita bisa lebih bebas.
  • Eye Catching (Tatapan Mata).
    Menyampaikan presentasi sama halnya dengan kita berkomunikasi dengan audien. Arahkan pandangan kita ke depan menatap pandangan semua audien secara bergantian (jangan cuma menatap audien yang cakep saja). Dengan bertatap mata akan semakin membuat hubungan komunikasi lebih dekat, selain itu kita bisa mengetahui respon dari audien yang memperhatikan dengan yang tidak. Bagaimana jika kita belum berani menatap mata audien?... Kita bisa menatap dahi atau ujung rambut audien, yang penting jangan sering melihat ke bawah karena kita tidak sedang mencari uang yang jatuh.
  • Pemilihan kata.
    Gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti oleh audien. Jangan karena supaya kelihatan jenius, kita menggunakan istilah-istilah yang justru membuat audien tidak mudeng (mengerti). Pakailah bahasa yang sopan, seperti menyebut audien dengan "bapak", "ibu", "adik" (jika audiennya pelajar) atau "anda", serta menyebut kita sendiri dengan "saya" atau langsung menyebut "nama kita". Jangan sok kayak artis yang suka menyebut dengan kamu, aku, loe, gue... karena itu mengesankan kita sombong dan meremehkan. Jika menggunakan bahasa daerah, maka pergunakan bahasa paling halus di daerah itu.
  • Sisipkan Joke (Humor).
    Suasana yang riang dan gembira akan terkesan lebih santai, dan itu membuat materi yang disampaikan bisa dengan mudah untuk diserap. Asal jangan bercanda terus dari awal sampai akhir, nanti malah dikira kita pelawak yang alih profesi jadi pembicara hehehehe...
  • Tambahkan Diskusi (Tanya jawab).
    Bila waktu memungkinkan, berilah waktu untuk sesion diskusi atau tanya jawab. Hal ini akan lebih menunjukan kepedulian terhadap audien, serta membuat presentasi berjalan dengan komunikasi dua arah. Apabila waktu yang diberikan tidak mencukupi, maka sisihkan waktu setelah presentasi untuk audien bertanya lebih dalam. Semakin kita care maka audien pun semakin merasa nyaman, sehingga ketika kita memberikan presentasi lagi di lain waktu, mereka pasti akan lebih respek dengan kita.

Uraian diatas adalah bagaimana supaya kita bisa menyampaikan presentasi yang baik dan juga menarik. Jadi bagi yang sudah punya keberanian untuk berbicara di depan umum, mulailah melakukan pengembangan diri agar kita bisa menjadi penyampai informasi yang baik dan disukai. Kita tidak tahu di masa depan kita akan jadi apa, sehingga tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri sejak dini.

Untuk selanjutnya, saya akan mengulas tentang jenis-jenis presentasi dan fungsinya. Bila para sobat tertarik, maka tetaplah staychun di blog saya untuk mengetahui kelanjutannya hehehehe....